![]() |
"Women's Power" |
Media di Indonesia senantiasa digambarkan dengan
sangat tipikal, terutama menyangkut perempuan. Perempuan sering kali
digambarkan dengan pihak yang tidak akan lepas dari rumah, dan berperan sebagai
ibu rumah tangga yang profesinya sebagai pengasuh. Tidak memiliki kekuatan
dalam menentukan keputusan sehingga selalu tergantung pada laki-laki. Menurut
Sunarto (2009: 4), media massa seperti televisi merupakan agen sosialisasi yang
memiliki peran strategis dalam memberikan pencitraan terhadap perempuan
sendiri. Karena media dalam perannya merupakan sarana ampuh untuk memberikan
pengaruh pada khalayak. Banyak sekali contoh-contoh dari peran media dalam
memberikan Citra, tertentu terutama pada media pihak perempuan. Sebagai contoh
di beberapa iklan televisi dibandingkan
laki-laki, banyak sekali perempuan yang digambarkan dengan batas profesi
tertentu, seperti iklan memasak, mencuci dan iklan kecantikan. Ditinjau dari
sudut pandang feminisme, tentunya fakta ini menjadi sebuah bentuk konstruksi
sosial bagi masyarakat. Sehingga tidaklah heran bahwa pandangan masyarakat
sejatinya perempuan itu digambarkan dengan ketiga hal itu, bahwa tempatnya
perempuan adalah di dapur, di sumur dan di rumah yang hanya memperhatikan
kecantikan rupanya. Menurut Zoonen dan Steven realita seperti inilah yang
menjelaskan bahwa peran media dalam menampilkan kapitalis dan skema patriakhi
merupakan sebuah sistem yang paling menarik. Tidak hanya memiliki potensi dalam
proses penyebaran dan melestarikan gender namun media juga memiliki peran dalam
mendeklarasikan paham feminisme.
0 comments:
Post a Comment