"Theatrical In Social Media" |
Sejak manusia pertama lahir di muka bumi ini sampai beberapa
abad yang lalu interaksi sosial manusia sangatlah sederhana. Berawal dari
komunikasi interpersonal dengan media sederhana pula, kemudian kelompok, lalu
melalui media media massa dan pada akhirnya yang sedang hangat-hangatnya di
abad ke-21 ini adalah dunia maya yang lebih cepat, instan dan praktis. Dalam
hitungan detik saja seorang bisa berkomunikasi dengan orang lain tanpa ada
batas tempat dan waktu, dimana saja, kapan saja dan bagaimana saja. Bagi
kehidupan masyarakat sekarang ini dunia maya bukanlah hal yang sekunder lagi atau
kebutuhan kedua dalam memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan sampai pada kebutuhan
primer dan sangat dimungkinkan komunikasi melalui jejaring ini adalah kebutuhan
yang melebihi kebutuhan pokok lainnya. Sebagai bukti sekarang ini, dengan harga
terjangkau, mudah di dapatkan dan segala fasilitas tersedia semua di dalamnya.
Mulai dari kebutuhan untuk berbelanja yang sebelumnya mesti harus ke toko atau market-market
terdekat, sekarang ini semuanya bisa di dapatkan dengan hanya duduk manis di
rumah. Tidak repot-repot hanya dengan “Meng-Klik”
semuanya bisa diwujudkan. Sampai pada hubungan interaksi sosial lainnya
semuanya juga hampir bisa dilakukan melalui media, salah satunya media sosial. Tidak
hanya itu, di dunia jejaring atau lebih akrabnya dikenal dengan “Medsos” oleh anak muda, meskipun itu
berbeda. Tapi nyatanya itu sebutan yang lebih dikenal di kalangan anak-anak
zaman sekarang. Media sosial, bagi anak-anak muda bukan lagi sekedar media
bersosial biasa yang terbatas pada ruang dan waktu dengan konten saling sapa
dan saling kenal saja. Namun Medsos baik
itu facebook, intagram, tiwitter, WA,
Line, dan lain sebagainya merupakan Theateical
(Pentas Pertunjukan diri) yang menurut Erfing Goffman seorang sosiolog pada
abad ke-20 menyebutkan bahwa kehidupan masyarakat yang demikian merupakan
sebuah pertunjukan drama diri yang dipentaskan sehari-hari. Atau dalam kajian
ilmu komunikasi disebut dengan teori presentasi diri, yaitu yang mengasumsikan
bahwa apa yang ditampilkan oleh manusia terutama di Medsos adalah interpretasi dari apa yang dialami kemudian
ditampilkan atau dipertunjukkan melalui media. Setiap interaksi yang dilakukan
baik itu percakapan via video call
atau via chatt, posting status
semuanya menjadi bagian sebuah pertunjukan diri. Tujuannya banyak sekali baik
itu pertunjukan alami, asli atau murni dari dalam diri. Adapula yang sengaja
dimainkan, direkayasa untuk membuat masing-masing orang memberikan penilaian tentang
yang dipertunjukkan. Sedangkan menurut Goffmen pertujukan tersebut paling tidak
memiliki tiga bentuk alasan, yaitu; Pertama,
menggambarkan karakter dan prilaku diri kepada teman atau pihak lain. Kedua, memberikan informasi diri, dan ketiga adalah membangun Citra diri. Dengan
kata lain bahwa media sosial dan presentasi diri adalah gaya hidup manusia masa
kini yang dimainkan dengan sadar atau tanpa sadar, terlepas dari nilai baik dan
buruknya itu semua pada dasarnya adalah drama pementasan dan pertunjukan masa
kini.
0 comments:
Post a Comment